Senin, 22 Juni 2015

KOPI BUBUK YANG BERKUALITAS

KOPI BUBUK "YA-SAM"

kopi bubuk "ya-sam"  merupakan kopi bubuk yang diolah dengan mesin dan peralatan yang moderen dan tenaga kerja yang profesional serta bahan baku yang mendukung sehingga dapat menghasilkan kopi bubuk yang berkualitas. kopi bubuk "ya-sam" di produksi di desa bocek kecamatan karang ploso kabupaten malang. oleh pak haji sulhan. industri kopi bubuk "ya-sam" didirikan sejak tahun 2001.

KOPI BUBUK "YA-SAM"



PEMASARA KOPI BUBUK "YA-SAM"

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.Secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea robusta (Saputra E., 2008). Hal ini karena kopi telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi devisa negara, menjadiekspor non migas, selain itu dapat menjadi penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani pekebun kopi maupun bagi pelaku ekonomi lainnya yang terlibat dalam budidaya, pengolahan, maupun dalam mata rantai pemasaran. Terdapat dua spesies tanamankopiyang dikembangkan di Indonesia,yaitu kopiarabikadan kopi robusta. Kopi arabikamerupakan jeniskopi tradisional, dianggap paling enak rasanya, dankopi robustayangmemiliki kafeinlebih tinggi, dapat dikembangkan dalam lingkungan dimana kopiarabika tidakdapat tumbuh, dengan rasayangpahit dan asam(Anonim, 2009). Indonesia adalah salah satu Negara penghasil kopi dunia terutamanya adalah jenis kopi robusta, yang mana sebagian besarnya ada di sepanjang pulau Sumatera. Data pada tahun 2007 menunjukkan bahwa luas areal tanaman kopi di seluruh Indonesia adalah sekitar 1.302 juta ha, dan sebagian besar daripadanya   (95.96%)   diusahakan   oleh perkebunan rakyat, sisanya sebesar 4.04% diusahakan  oleh  perkebunan  besar. Perkebunan kopi sebagian besarnya adalah jenis kopi robusta seluas 1.199.557 ha (91.5%) dan tanaman kopi arabika seluas 110.486 h (8.95%), yang tersebar meluas hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Penyebarannya adalah sebagai berikut: pulau Sumatera sebesar 671,4 ribu hektar (60%), pulau Jawa sebesar 14%, pulau Sulawesi sebesar 12%, pulau Nusa Tenggara sebesar 10%, dan pulau Kalimantan sebesar 3%  
Proses Pemasaran Kopi bubuk setelah kopi di produksi di Desa bocek  dan  di kemas dalam plastik dengan berbagai ukuran dari yang ukuran  1 ons sampai dengan 1 kg kemudian langsung menjual kepasar karangploso dan ada juga sebagian masyarakat atau agen yang langsung beli di home industri untuk menjual lagi ke konsumen dan juga  salesman atau planggan yang pesan lewat telepon atau sms sehingga para pekerja atau pegawai industri kopi bubuk tinggal antar kerumah yang pesan atau para langganan tersebut.
Industri kopi bubuk "Ya-Sam” berdiri sejak tahun 2000. terletak di Desa Bocek kecamatan karangploso. Dirintis oleh Bapak H.M Sulhan sejak tahun 2000. Kata “Ya-Sam” di ambil dari nama Bapak  H.sulhan itu sendiri yang mempunyai  industri kopi bubuk “Ya-Sam” tersebut. Industry kopi bubuk “Ya-Sam”  memproduksi kopi bubuk dengan bahan dasarnya kopi. Industri kopi bubuk “Ya-Sam” bekerja sama dengan Gunung kawi sehingga membuat bahan baku dari kopi mudah untuk diperoleh karena gunung kawi mempunyai perkebunan kopi sendiri serta bekerja sama dengan para petani disekitar gunung kawi sehingga stoknya selalu ada.  Lokasi perusahaan terletak di Desa Bocek kecamatan karangploso kabupaten malang, perusahaan jauh dari bahan baku sehingga untuk memperoleh bahan baku harus pesan dahulu.  Skala industri  Industri kopi bubuk “Ya-Sam” di katakan industri skala menengah karena produksi kopi bubuk yang di hasilkan oleh industri kopi bubuk “Ya-Sam” masih sedikit sehingga pendapatan yang di hasilkan oleh industri kopi bubuk “Ya-Sam” dalam sehari kurang lebih satu juta. Kapasitas mesin penggoreng kopi industri kopi bubuk “Ya-Sam” . 40 kg dan dalam sehari industri kopi bubuk “Ya-Sam” mampuh menggoreng kopi tiga kali dalam waktu 6 jam dari jam 13:00 sampai jam 18:00. Sehingga mendapatkan kopi bubuk 120 kg per hari.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapang antara lain :
1.   Mengetahui proses produksi kopi bubuk “Ya-Sam” di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
2.   mengetahui proses pemasaran kopi bubuk dan kendala pemasaran kopi bubuk “Ya-Sam” di desa bocek, kecamatan karangploso kabupaten malang.
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang antara lain :
1.      Bagi perusahaan
Sebagai bahan refrensi dan masukan bagi industri kopi bubuk “Ya-Sam” dalam mengambil kebijakan pemasaran.
2.      Bagi universitas
Sebagai refrensi atau panduan bagi mahasiswa tribhuwana tunggadewi malang untuk menyusun laporan pkl khususnya pada pemasaran kopi bubuk
3.      Bagi penulis
bisa mengetahui proses pemasaran kopi bubuk, serta dapat memberikan nilai lebih dalam membuka usaha

 

Kamis, 23 Mei 2013

Manajemen Pemasaran


Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a.    Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b.    Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c.    Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
 
d.    Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

PERANAN PEMASARAN
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.
 

Berubahnya Praktik Pemasaran dengan Internet

(internet marketing)
Munculnya internet telah sangat meningkatkan kemampuan perusahaan menjalankan bisnis dengan lebih cepat, lebih akurat, mencakup kisaran waktu dan ruang yang lebih luas, dengan biaya yang lebih sedikit, dan dengan kemampuan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pelanggan dan membuat tawaran menjadi lebih pribadi. Banyak sekali perusahaan yang telah menciptakan situs web untuk menginformasikan dan mempromosikan produk dan layanan mereka.
Pers populer telah memberikan perhatian yang besar pada situs web konsumen. Pada tahun 2000, lebih dari 106 juta orang Amerika masuk online, dengan 80 persen mencari informasi, 73 persen mencari produk atau jasa sebelum membelinya, 68 persen mencari informasi perjalanan, dan 65 persen mencari informasi tentang film, buku, dan kegiatan waktu luang.
Dari data tersebut, terlihat internet memang tempat menjadi pemasaran produk dan jasa yang paling menjanjikan saat ini. Karena jangkauan yang luas, ke seluruh dunia. Selain itu juga karena pasarnya yang tertarget dan sistem otomatisasinya, membuat pemasaran jadi lebih efektif dan efisien dari segi biaya, waktu dan tenaga. Sebenarnya masih banyak lagi kelebihan-kelebihan dalam memasarkan suatu bisnis melalui internet.

Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
 
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".

Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).

Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1.    Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
 

2.    Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik.

3.    Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.

4.    Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

5.    Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

6.    Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Konsep Pemasaran Inti
1.    Pasar sasaran dan segmentasi
2.    Tempat pasar, ruang pasar, dan metamarket
3.    Pemasar dan calon pelanggan
4.    Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
5.    Produk, tawaran, dan merek
6.    Nilai dan kepuasan
7.    Pertukaran dan transaksi
8.    Relasional dan jaringan kerja
9.    Saluran pemasaran
10.    Rantai pasokan
11.    Persaingan
12.    Lingkungan pemasaran
13.    Program pemasaran

Strategi Pemasaran
Hellriegel D &Slocum JW mengemukakan 2 jenis strategi pemasaran, yaitu :
 
1.    Market penetration strategy, yang berupaya untuk meningkatkan pemasaran pada pasar yang sekarang ada melalui produk yang sekarang telah ada pula. Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya meningkatkan jumlah pembelian dari produk, mencoba menarik konsumen yang sekarang menggunakan produk dari kompetitor/pesaing atau malahan sekaligus membeli kompetitor tersebut.

2.    Market development strategy yaitu upaya mencari pasar baru dari produk yang sudah ada. Tiga kegiatan utama mencari pasar baru ini adalah menemukan pasar secara geografis (contoh : buka cabang di daerah lain), menemukan target market baru (contoh : video yang tadinya untuk presentasi ilmiah kemudian dipasarkan untuk hiburan dalam rumah tangga) serta menemukan penggunaan baru dari produk yang ada (misalnya mobil niaga diubah menjadi mobil keluarga).
Fungsi manajemen pemasaran
 

Fungsi manajemen pemasaran meliputi riset konsumen, pengembangan produk, komunikasi-promosi, distribusi, penetapan harga dan pemberian service. Semua kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui, melayani, memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.


ARTI  FUNGSI  MANAJEMEN  PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.  Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar

Senin, 13 Mei 2013

Pemimpin yang BerPrinsip !



Dalam situasi bisnis saat ini tampaknya mudah sekali orang membenarkan cara-cara kasar demi tujuan baik. Bagi mereka, "bisnis adalah bisnis", sedangkan "etika dan prinsip terkadang harus mengalah pada keuntungan". Selain itu, banyak juga kita lihat para pelaku danpemimpin bisnis yang tampak berhasil menumpuk kekayaan, namun di belakang kehidupan mereka tampak kacau dan mengenaskan. Padahal bila kita tinjau, hampir setiap minggu muncul teori manajemen baru, namun tampaknya sedikit sekali yang meninggalkan hasil yang diharapkan. Mengapa demikian?
Menurut Stephen R. Covey, penulis buku terkenal, "Seven Habits of Highly Effective People", dalam bukunya yang lain "Principle Centered Leadership", hal ini disebabkan mereka tidak lagi berpegang pada prinsip dasar yang berlaku di alam ini. Padahal hukum alam, berdasarkan pada prinsip, berlaku tanpa peduli apakah kita menyadarinya atau tidak. Oleh karena itu semestinya
kita meletakkan
 prinsip-prinsip ini di pusat kehidupan, hubungan, kontrak-kontrak manajemen dan seluruh organisasi bisnis anda.
Stephen Covey percaya bahwa kesuksesan kita, baik pribadi maupun organisasi, tidak dapat diraih begitu saja. Kesuksesan harus datang dari "dalam diri" dengan berdasarkan pada apa yang kita pahami dan yakini untuk menjadi prinsip yang tak tergoyahkan. Dengan demikian kepemimpinan yang berprinsip memusatkan kehidupan dan kepemimpinan kita pada prinsip-prinsip utama yang benar.


Artikel ini tidak membahas apa itu prinsip menurut Covey, namun meringkas ciri-ciri pemimpin yang berprinsip. Ciri-ciri dari pemimpin yang mendasarkan tindakannya pada prinsip. Dengan demikian setidaknya kita bisa mengenal bagaimana kepemimpinan yang berpusat pada prinsip itu. Ada delapan ciri-ciri pemimpin yang berprinsip.
1. Pemimpin yang terus belajar
Pemimpin yang berprinsip menganggap hidupnya sebagai proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan lingkaran pengetahuan mereka. Di saat yang sama, mereka juga menyadari betapa lingkaran ketidaktahuan mereka juga membesar. Mereka terus belajar dari pengalaman. Mereka tidak segan mengikuti pelatihan, mendengarkan orang lain, bertanya, ingin tahu, meningkatkan ketrampilan dan minat baru.
2. Pemimpin yang berorientasi pada pelayanan
Pemimpin yang berprinsip melihat kehidupan ini sebagai misi, bukan karier. Ukuran keberhasilan mereka adalah bagaimana mereka bisa menolong dan melayani orang lain. Inti kepemimpinan yang berprinsip adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain. Pemimpin yang tak mau memikul beban orang lain akan menemui kegagalan. Tak cukup hanya memiliki kemampuan intelektual, pemimpin harus mau menerima tanggung jawab moral, pelayanan, dan sumbangsih.
3. Pemimpin yang memancarkan energi positif
Secara fisik, pemimpin yang berprinsip memiliki air muka yang menyenangkan dan bahagia. Mereka optimis, positif, bergairah, antusias, penuh harap, dan mempercayai. Mereka memancarkan energi positif yang akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Dengan energi itu mereka selalu tampil sebagai juru damai, penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.
4. Pemimpin yang mempercayai orang lain.
Pemimpin yang berprinsip mempercayai orang lain. Mereka yakin orang lain mempunyai potensi yang tak tampak. Namun tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi. Mereka tidak merasa hebat saat menemukan kelemahan orang lain. Ini membuat mereka tidak menjadi naif.
5. Pemimpin yang hidup seimbang
Pemimpin yang berprinsip bukan ekstrimis. Mereka tidak menerima atau menolak sama sekali. Meraka sadar dan penuh pertimbangan dalam tindakannya. Ini membuat diri mereka seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, dan bijak. Sebagai gambaran, mereka tidak gila kerja, tidak fanatik, tidak menjadi budak rencana-rencana. Dengan demikian mereka jujur pada diri
sendiri, mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan sebagai hal yang sejalan berdampingan dengan kegagalan.
6. Pemimpin yang melihat hidup sebagai sebuah petualangan
Pemimpin yang berprinsip menikmati hidup. Mereka melihat hidup ini selalu sebagai sesuatu yang baru. Mereka siap menghadapinya karena rasa aman mereka datang dari dalam diri, bukan luar. Mereka menjadi penuh kehendak, inisiatif, kreatif, berani, dinamis, dan cerdik. Karena berpegang pada prinsip, mereka tidak mudah dipengaruhi namun fleksibel dalam menghadapi hampir semua hal. Mereka benar-benar menjalani kehidupan yang berkelimpahan.
7. Pempimpin yang sinergistik
Pemimpin yang berprinsip itu sinergistik. Mereka adalah katalis perubahan. Setiap situasi yang dimasukinya selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena itu, mereka selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif.  Dalam bekerja mereka menawarkan pemecahan sinergistik, pemecahan yang memperbaiki dan memperkaya hasil, bukan sekedar kompromi dimana masing-masing pihak hanya memberi dan menerima sedikit.
8. Pemimpin yang berlatih untuk memperbarui diri.
Pemimpin yang berprinsip secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia: fisik, mental, emosi, dan spiritual. Mereka selalu memperbarui diri secara bertahap. Dan ini membuat diri dan karakter mereka kuat, sehat dengan keinginan untuk melayani yang sangat kuat pula.

Selasa, 07 Mei 2013

KEINDAHAN KAMPUNG GAGARIA


Kampung gagaria mempunyai keindahan yang luar biasa karena terletak di atas bukit sehingga bisa melihat pemandangan gunung kelimutu, gunung keli soke, gunung tolo rose, gunung keli bara Dan kecamatan wolowaru. di sebelah  kiri dan sebelah kanan kampung gegeria terdapat dua sungai yaitu sebelah kiri lowo hago. lowo hago berasal dari bahasa lio. lowo yang artinya sungai sedangkan hago nama pohon,, ada pemandangan yang sangat indah di aliran sungai lowo hago adalah tiwu meta yang terletak di ola dali, tiwu meta berasal dari dua kata yaitu tiwu dan meta. Tiwu berarti kolam sedangkan meta artinya biru,,atau hijau, sebelah kanan lowo merah. jarak dari kampung gagaria ke kecamatan wolowaru di perkirakan 4 km 

Jumat, 05 Oktober 2012

KARAKTERISTIK, PENERAPAN, DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HASIL PERTANIAN DI INDONESIA

Abstract
The process of transformation from an agrarian to an industrial country seems to
go through a gradual transition. Transition which is a breakthrough (jumps) without
going through the correct sequence as experienced in the new order, the result is
less able to guarantee success. The correct sequence of transformations before
entering the industrialization has proven successful, as has been done by
countries that now is a rich country, namely the United States, Japan and
European countries.
1.Pendahuluan
Urutan transformasi yang benar adalah dari mayoritas penduduk yang
mula-mula berkecimpung dalam kegiatan pertanian menghasilkan barang primer,
selanjutnya berkembang ke kegiatan agroindustri untuk mengolah hasil pertanian
yang dapat memperpanjang daya simpan komoditas terutama untuk keperluan
ekspor. Hasil yang dicapai dari kegiatan agroindustri berupa tabungan
masyarakat serta devisa yang cukup besar yang dapat membiayai langkah
selanjutnya yakni menuju masyarakat industri. Urutan itu diikuti secara konsisten
juga oleh negara Malaysia, Thailand, dan yang paling kelihatan perkembangannya
adalah China. China dengan tahapan rencana pembangunan lima tahunannya
telah memprogram urutan itu tanpa terpengaruh oleh imingan apapun dari luar.
Malaysia yang mula-mula mengandalkan perkebunan karetnya, sebagai penghasil
devisa telah mengembangkan agroindustri dari komoditas karet sehingga ia
mampu mengekspor karetnya dalam bentuk barang jadi karet, kemudian ia
mendiversifikasi karetnya dengan kelapa sawit yang mempunyai potensi lebih
besar untuk dikembangkan dalam kegiatan agro industri. Thailand telah berhasil
mengembangkan berbagai komoditas pertanian sekaligus pengembangan
agroindustrinya melalui jasa penelitian yang tangguh.
Pengembangan agroindustri memang diperlukan suatu kesabaran yang
tinggi. Apalagi bahwa dunia pertanian dicirikan oleh kondisi petani yang selalu
berada pada tingkatan yang rendah baik dari pendidikannya, ketrampilannya,
luas areal yang dimiliki dan posisinya dalam pemasaran hasil.
PENGERTIAN AGROINDUSTRI
Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti
suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya
atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai
sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi agroindustri dapat dijabarkan
sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan
baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut.
Dengan demikian agroindustri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri
yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk,
pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian.
Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian
(subsistem) agribisnis yang memproses dan mentranformasikan bahan-bahan
hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang
setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil
produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk,
pestisida, mesin pertanian dan lain-lain.
Dari batasan diatas, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang
meliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu
adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri
sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian. Sedangkan
industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan
baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pascapanen dan
pengolahan hasil pertanian.
Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan
penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan
datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional
sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan kata lain, dalam
upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga
mampu menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang
melalui pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju
serta efisien.
Strategi pengembangan agroindustri yang dapat ditempuh harus
disesuaikan dengan karakteristik dan permasalahan agroindustri yang
bersangkutan. Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
ogroindustri adalah: (a) sifat produk pertanian yang mudah rusak dan bulky
sehingga diperlukan teknologi pengemasan dan transportasi yang mampu
mengatasi masalah tersebut; (b) sebagian besar produk pertanian bersifat
musiman dan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas
produksi agroindustri menjadi tidak terjamin; (c) kualitas produk pertanian dan
agroindustri yang dihasilkan pada umumnya masih rendah sehingga mengalami
kesulitan dalam persaingan pasar baik didalam negeri maupun di pasar
internasional; dan (d) sebagian besar industri berskala kecil dengan teknologi yang
rendah. Efek multiplier yang ditimbulkan dari pengembangan agroindustri meliputi
semua industri dari hulu sampai pada industri hilir. Hal ini disebabkan karena
karakteristik dari agroindustri yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan
industri lainnya, antara lain: (a) memiliki keterkaitan yang kuat baik dengan industri
hulunya maupun ke industri hilir, (b) menggunakan sumberdaya alam yang ada
dan dapat diperbaharui, (c) mampu memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif
baik di pasar internasional maupun di pasar domestik, (d) dapat menampung
tenaga kerja dalam jumlah besar, (e) produk agroindustri pada umumnya bersifat
cukup elastis sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang
berdampak semakin luasnya pasar khususnya pasar domestik.
Jadi, secara garis besar agroindustri dapat digolongkan menjadi 4 (empat)
yang meliputi: pertama, agroindustri pengolahan hasil pertanian; kedua,
agroindustri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian; ketiga,
agroindustri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan
keempet, agroindustri jasa sektor pertanian (supporting services).
AGROINDUSTRI HASIL PERTANIAN
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan bagian dari
agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang
dan ikan. Pengolahan yang dimaksud meliputi pengolahan berupa proses
transpormasi dan pengawetan melalui perubahan fisik atau kimiawi, penyimpanan,
pengepakan, dan distribusi. Pengolahan dapat berupa pengolahan sederhana
seperti pembersihan, pemilihan (grading), pengepakan atau dapat pula berupa
pegolahan yang lebih canggih, seperti penggilingan (milling), penepungan
(powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting),
pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya.
Dengan perkataan lain, pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi
terhadap terhadap suatu bahan mentah untuk dirubah bentuknya dan atau
komposisinya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa pelaku agroindustri pengolahan
hasil pertanian berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau
pengguna hasil agroindustri. Dengan demikian dari uraian diatas menunjukan
bahwa Agroindustri pengolahan hasil pertanian, mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: (a) dapat meningkatkan nilai tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat
dipasarkan atau digunakan atau dimakan, (c) meningkatkan daya saing, dan (d)
menambah pendapatan dan keuntungan produsen.
Menurut Austin (1992), agroindustri hasil pertanian mampu memberikan
sumbangan yang sangat nyata bagi pembangunan di kebanyakan negara
berkembang karena empat alasan, yaitu:
Pertama, agroindustri hasil pertanian adalah pintu untuk sektor pertanian.
Agroindustri melakukan transformasi bahan mentah dari pertanian termasuk
transformasi produk subsisten menjadi produk akhir untuk konsumen. Ini berarti
bahwa suatu negara tidak dapat sepenuhnya menggunakan sumber daya
agronomis tanpa pengembangan agroindustri. Disatu sisi, permintaan terhadap
jasa pengolahan akan meningkat sejalan dengan peningkatan produksi pertanian.
Di sisi lain, agroindustri tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan
permintaan ke belakang, yaitu peningkatan permintaan jumlah dan ragam produksi
pertanian. Akibat dari permintaan ke belakang ini adalah: (a) petani terdorong
untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas meningkat, (b) akibat
selanjutnya produksi pertanian dan pendapatan petani meningkat, dan (c)
memperluas pengembangan prasarana (jalan, listrik, dan lain-lain).
Kedua, agroindustri hasil pertanian sebagai dasar sektor manufaktur.
Transformasi penting lainnya dalam agroindustri kemudian terjadi karena
permintaan terhadap makanan olahan semakin beragam seiring dengan
pendapatan masyarakat dan urbanisasi yang meningkat. Indicator penting lainnya
tentang pentingnya agroindustri dalam sector manufaktur adalah kemampuan
menciptakan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat misalnya, sementara
usahatani hanya melibatkan 2 persen dari angkatan kerja, agroindustri melibatkan
27 persen dari angkatan kerja.
Ketiga, agroindustri pengolahan hasil pertanian menghasilkan komoditas
ekspor penting. Produk agroindustri, termasuk produk dari proses sederhana
seperti pengeringan, mendomonasi ekspor kebanyakan negara berkembang
sehingga menambah perolehan devisa. Nilai tambah produk agroindustri
cenderung lebih tinggi dari nilai tambah produk manufaktur lainnya yang diekspor
karena produk manufaktur lainnya sering tergantung pada komponen impor.
Keempat, agroindustri pangan merupakan sumber penting nutrisi.
Agroindustri dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehingan produksi
pasca panen dan menjadikan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat
memberikan keuntungan nutrisi dan kesehatan dari makanan yang dipasok kalau
pengolahan tersebut dirancang dengan baik.
KARAKTERISTIK AGROINDUSTRI
Sebelum mengembangkan agroindustri pemilihan jenis agroindustri
merupakan keputusan yang paling menentukan keberhasilan dan keberlanjutan
agroindustri yang akan dikembangkan. Pilihan tersebut ditentukan oleh
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada tiga komponen dasar
agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran.
Pemasaran biasanya merupakan titik awal dalam analisis proyek agroindustri.
Analisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau respon terhadap produk
agroindustri yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik konsumen,
pengaruh kebijaksanaan pemerintah dan pasar internasional.
Kelangsungan agroindustri ditentukan pula oleh kemampuan dalam
pengadaan bahan baku. Tetapi pengadaan bahan baku jangan sampai merupakan
isu yang dominan sementara pemasaran dipandang sebagai isu kedua, karena
baik pemasaran maupun pengadaan bahan baku secara bersama menentukan
keberhasilan agroindustri. Tetapi karena pengkajian agronomi memerlukan waktu
dan sumberdaya yang cukup banyak maka identifikasi kebutuhan pasar sering
dilakukan terlebih dahulu. Alasan lain adalah karena lahan dapat digunakan untuk
berbagai tanaman atau ternak, sementara pengkajian pemasaran dapat memilih
berbagai alternatif tanaman atau ternak.
Karakteristik agroindustri yang menonjol sebenarnya adalah adanya
ketergantungan antar elemen-elemen agroindustri, yaitu pengadaan bahan baku,
pengolahan, dan pemasaran produk. Agroindustri harus dipandang sebagai suatu
sistem yang terdiri dari empat keterkaitan sebagai berikut:
(a) Keterkaitan mata rantai produksi, adalah keterkaitan antara tahapan-tahapan
operasional mulai dari arus bahan baku pertanian sampai ke prosesing dan
kemudian ke konsumen.
(b) Keterkaitan kebijaksanaan makro-mikro, adalah keterkaitan berupa pengaruh
kebijakan makro pemerintah terhadap kinerja agroindustri.
(c) Keterkaitan kelembagaan, adalah hubungan antar berbagai jenis organisasi
yang beroperasi dan berinteraksi dengan mata rantai produksi agroindustri.
(d) Keterkaitan internasional, adalah kesaling ketergantungan antara pasar
nasional dan pasar internasional dimana agroindustri berfungsi.
Pengelolaan agroindustri dapat dikatakan unik, karena bahan bakunya yang
berasal dari pertanian (tanaman, hewan, ikan) mempunyai tiga karakteristik, yaitu
musiman (seasonality), mudah rusak (perishabelity), dan beragam (variability).
Tiga karakteristik lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah: Pertama, karena
komponen biaya bahan baku umumnya merupakan komponen terbesar dalam
agroindustri maka operasi mendatangkan bahan baku sangat menentukan operasi
perusahaan agroindustri. Ketidakpastian produksi pertanian dapat menyebabkan
ketidakstabilan harga bahan baku sehingga merumitkan pendanaan dan
pengelolaan modal kerja. Kedua, karena banyak produk-produk agroindustri
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau merupakan komoditas penting
bagi perekonomian suatu negara maka perhatian dan keterlibatan pemerintah
dalam kegiatan agroindustri sering terlalu tinggi. Ketiga, karena suatu produk
agroindustri mungkin diproduksi oleh beberapa negara maka agroindustrilokal
terkait ke pasar internasional sebagai pasar alternatif untuk bahan baku, impor
bersaing, dan peluang ekspor. Fluktuasi harga komoditas yang tinggi di pasar
internasional memperbesar ketidakpastian finansial disisi input dan output.
Salah satu permasalahan yang timbul akibat sifat karakteristik bahan baku
agroindustri dari pertanian adalah tidak kontinyunya pasokan bahan baku,
sehingga seringkali terjadi kesenjangan antara ketersediaan bahan baku dengan
produksi dalam kegiatan agroindustri (idle investment). Sebagai salah satu contoh
pada tahun 1986 dari 6 janis kegiatan agroindustri terjadi idle investment sekitar
20–60 persen dengan urutan agroindustri adalah marganire, minyak kelapa,
makanan ternak, dan pengolahan ikan (Soekartawi, 1991).
TEKNIS PENGOLAHAN AGROINDUSTRI HASIL PERTANIAN
Pemahaman tentang komponen-komponen pengolahan memerlukan
pemahaman fungsi-fungsinya. Dari segi teknis, tiga tujuan pengolahan agroindustri
adalah merubah bahan baku menjadi mudah diangkut, diterima konsumen, dan
tahan lama.
Fungsi pengolahan harus pula dipahami sebagai kegiatan strategis yang
menambah nilai dalam mata rantai produksi dan menciptakan keunggulan
kompetitif. Sasaran-sasaran ini dicapai dengan merancang dan mengoperasikan
kegiatan pengolahan yang hemat biaya atau dengan meragamkan produk. Fungsi
teknis pengolahan seharusnya dipandang dari perspektif strategis tersebut.
Dengan demikian manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis
produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya
perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian yang perishable
menjadi tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan kualitas dari produk itu
sendiri, sehingga meningkatkan harga dan nilai tambah.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi (1991), bahwa
agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah, meningkatkan kualitas hasil,
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan ketrampilan produsen,
dan meningkatkan pendapatan. Yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin
dari meningkatnya nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu,
diperlukan kebijaksanaan yang dapat menditribusikan manfaat dari terjadinya
peningkatan nilai tambah tersebut.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas yang merubah
bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda sama sekali.
Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah penggilingan (milling), penepungan
(powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting),
pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Pada
umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau pabrik yang
terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk pertanian mentah hingga
bentuk siap konsumsi berupa barang yang telah dikemas. Klasifikasi tahapan
perubahan bentuk pada proses pengolahan dan bentuk produk dalam agroindustri
hasil pertanian adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Aktivitas Pengolahan, Bentuk Produk, dan Tingkatan Proses
Perubahan Bentuk dalam Kegiatan Agroindustri Hasil Pertanian
LEVEL DARI PROSES PERUBAHAN BENTUK
I II III IV
Aktivitas pengolahan
Cleaning
Grading
Ginning
Milling
Cutting
Mixing
Cooking
Pateurization
Canning
Dehydration
Weaving
Extraction
assembly
Chemical
Altertion
Texturization
Aktivitas pengolahan
Frest fruits
Frest vegetables
Eggs
Cereal grains
Meats
Animal Feeds
Jute
Cotton
Lumber
Rubber
Dairy Products
Fruits & Vegetable
Meats
Sauces
Taxtiles and
Garments Oils
Furniture
Sugar
Beverages
Instant foots
Textured veg
products
Tires
Sumber: Austin, 1981
PENERAPAN DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI HASIL PERTANIAN
Alternatif teknologi yang tersedia untuk pengolahan hasil-hasil pertanian
bervariasi mulai dari teknologi tradisional yang digunakan oleh industri kecil
(cottage industry) sampai kepada teknologi canggih yang biasanya digunakan oleh
industri besar. Dengan demikian alternatif teknologi tersebut bervariasi dari
teknologi yang padat karya sampai ke teknologi yang padat modal.
Teknologi maju dan mesin-mesin berkapasitas besar dapat mengurangi
biaya peubah (variable cost) seperti biaya tenaga kerja per unit output serta dapat
memperkuat kedudukan perusahaan di pasar produk bersangkutan, karena
kualitas outputnya yang tinggi, standar kualitasnya yang konsisten, dan volume
produksinya yang besar sehingga dapat menarik pembeli dengan jumlah
pembelian besar. Tetapi tingkat produksi dan teknologi yang tinggi menuntut
pengembangan prasarana, pengelolaan, dan tenaga kerja terampil. Disamping itu,
karena biaya tetap (fixed cost) yang tinggi maka perusahaan seperti itu harus
memiliki kepastian penyediaan bahan baku serta kepastian pasar untuk produk
yang dihasilkan dan beroperasi mendekati kapasitas efektifnya agar perusahaan
tersebut berjalan sehat (viable).
Perlu diingat bahwa pilihan teknologi pada kebanyakan operasi pengolahan
dapat dikelompokan ke dalam 2 kategori. Pertama, pilihan diantara berbagai jenis
peralatan dan mesin-mesin untuk menyelesaikan proses yang sama. Kedua,
pilihan diantara proses-proses yang menghasilkan produk akhir yang sama.
Proses agroindustri tidak hany terdiri dari operasi tunggal tetapi terdiri dari
beberapa tahap dengan sistem-sistem penunjang. Masing-masing sistem
mempunyai kendala dan alternatif teknis. Jenis teknologi yang digunakan untuk
masing-masing sistem harus ditetapkan secara terpisah, tetapi kemudian
dirangkaikan dalam kontek perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh,
pertanyaan tentang sumber tenaga yang menjalankan mesin penggilingan;
sedangkan tingkat tekanan uap yang dirancang untuk mesin penggilling akan
menentukan apakah motor-motor pada bagian pencucian digerakan tenaga listrik
atau tenaga uap.
Pada tahap-tahap produksi, setiap perusahaan agroindustri terdiri dari
komponen-komponen fisik sebagai berikut: (a) penerimaan dan penyimpanan
bahan mentah, (b) pengkondisian bahan mentah, (c) pengolahan utama
(pemisahan, pemusatan, pencampuran, dan stabilitas), (d) pengemasan, (e)
penyimpanan produk-produk yang dihasilkan, dan (f) pengiriman produk-produk
yang dihasilkan.
Disamping komponen-komponen fisik tersebut diatas, perusahaan
agroindustri memerlukan sistem-sistem penunjang seperti sumber energi, air,
bahan-bahan, perlakuan dan dan pembuangan limbah, pemeliharaan dan
perbaikkan. Kebanyakan agroindustri juga mempunyai sistem penerimaan,
penyimpanan, dan penyiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam pengolahan
secara terpisah, dan paling sedikit mempunyai sistem produk sampingan yang
dilengkapi dengan tahap-tahap pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan
distribusi. Sistem administrasi dan pengolahan serta perumahan staf juga
diperlukan untuk menjamin operasi pabrik secara efisien.
Untuk menemukan teknologi atau paket barang modal yang tepat untuk
suatu perusahaan agroindustri, perusahaan tersebut harus memahami pasar yang
dilayani dan memahami ketersediaan bahan baku. Setelah menetapkan produk
yang diinginkan serta semua semua parameter dalam sistem penyediaan bahan
baku, faktor-faktor yang berkaitan dengan teknologi pengolahan atau faktor-faktor
yang berkaitan dengan persyaratan produk dan proses perlu diidentifikasi.
Dalam menyelidiki pilihan teknologi, beberapa pertanyaan berikut ini perlu
mendapat jawaban: (a) sampai tingkat mana penggunaan kapasitas yang mungkin
dan bagaimana pengaruhnya terhadap biaya produksi, (b) secara relatif,
bagaimana pentingnya tenaga kerja, modal, dan faktor-faktor produksi lainnya
dalam biaya setiap alternatif teknologi di lokasi yang direncanakan, (c) bagaimana
setiap alternatif teknologi mempengaruhi produksi dan fleksibilitas pemasaran, (d)
infrastruktur apa dan pelayanan pendukung apa yang diperlukan oleh masingmasing
alternatif teknologi, dan (e) apa implikasi pengelolaan dari masing-masing
teknologi dan faktor-faktor sosial ekonomi apa yang mempengaruhi penyediaan
bahan baku, pekerja dan pelanggan.
Pemilihan teknologi adalah satu keputusan yang sangat penting dalam
pelaksanaan agroindustri. Austin (1981) menunjukkan bahwa kriteria utama yang
harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi diantaranya adalah:
(a). Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang dipilih
harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar terutama yang menyangkut
kualitas. Karena preferensi konsumen sangat beragam, maka teknologi yang
dipilihpun harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
(b). Kebutuhan pengolahan (process requirements). Sudah barang tentu bahwa
setiap jenis alat pengolahan memiliki kemampuan tertentu untuk mengolah
suatu bahan baku menjadi berbagai bentuk produk. Semakin tinggi
kemampuan suatu alat untuk menghasilkan berbagai jenis produk, maka
akan semakin kompleks jenis teknologinya dan akan semakin mahal
investasinya. Oleh karena itu, pemilihan teknologi harus memadukan
pertimbangan antara kompleksitas teknologi dan biaya yang dibutuhkan.
(c). Penggunaan kapasitas (capacity utilization). Pemilihan teknologi harus
disesuaikan dengan kapasitas yang akan digunakan, sedangkan kapasitas
yang akan digunakan sangat tergantung dari ketersediaan dan kontinuitas
bahan baku (raw material).
(d). Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Biasanya suatu
pengelolaan akan berjalan baik pada tahap awal karena besarnya kegiatan
masih berada dalam cakupan pengelolaan yang optimal (optimum
management size). Setelah besar, masalah biasanya mulai muncul dan hal
itu menandakan bahwa skala usaha sudah melebihi kapasitas pengelolaan.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. EDI Series in Economic
Development. Washington, D.C. USA.
Azis, A. 1992. Siapa dan Bagaimana Menggarap Agroindustri. Makalah pada
seminar Nasional Agroindustri III. Desember 1992. Yogyakarta.
Badan Agribisnis. 1997. Rencana Strategis Badan Agribisnis Repelita VII. Badan
Agribisnis Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.
Baharsyah, S. 1993. Pendayagunaan Sumberdaya Manusia, IPTEK dan Faktor
Penunjang lainnya dalam Pengembangan Agroindustri. Makalah pada
Lokakarya dan seminar Pengembangan Agroindustri. Jakarta.
Brown, J.G., Deloitte, Touche. 1994. Agroindustri Investment and Operations. The
World Bank. Washington, D.C. USA.
Ditjen Perkebunan. 1999. Statistik Perkebunan, Berbagai Komoditas Perkebunan.
Jakarta.
Gitinger, J.P. 1982. Economic Analysis of Agricultural Project. John Hopkin
University Press. USA.
Hick, P.A. 1995. An Overview of Issues ang Strategies in The Development of food
Processing Industries in Asia and The Pacific. APO Symposium, 28
September – 5 October 1993. Tokyo.
Jafar Hafsah, M. 2002. Bisnis Gula di Indonesia. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Kartasapoetra, G. 1985. Manajemen Pertanian (Agribisnis). PT. Bina Aksara.
Jakarta.
Lukmana, A. 1995. Peluang dan Tantangan Agroindustri dalam Menghadapi Era
Globalisasi. Makalah Seminar Sehari tentang Peluang dan Tantangan
Agroindustri dalam Menghadapi Era Globalisasi. Fateta IPB. Bogor.
Menteri Pertanian.1998. Model Pengembangan Agribisnis. Makalah Menteri
Pertanian RI dalam Rakor Ekuindag Wasbang. Juli 1998. Jakarta.
Saragih, B. 2001. Pertanian Indonesia dalam Perjanjian Pertanian WTO.
Pertemuan Pejabat Tinggi Jakarta 8 Oktober 2001. Arah dan kebijakan
Nasional dalam Rangka Menghadapi Perundingan Perdagangan
Internasional, Vol II.
Simatupang, P., E. Pasandaran, F. Kasryno, dan A. Zulham. 1990. Agroindustri
Faktor Penunjang Pembangunan Pertanian di Indonesia. Pusat Penelitian
Agro Ekonomi, Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Sinaga, Rudolf. 1999. Peluang Perekonomian Indonesia melalui Pemahaman
Konsep dan Peran Agribisnis di Indonesia. Jurnal Ekonomi Perusahaan,
Volume 6 Nomor 2. Nopember 1999. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Jakarta.
Soekartawi. 1991. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Suprapto, A. 1999. Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan dalam
Memasuki Pasar Global. Makalah Disampaikan dalam Lokakarya
Nasional dan Musyawarah Nasional V POPMASEPI di Medan. 16 Maret
1999. Medan.
ooOoo